IDENTITAS BUKU Judul Buku : Prophetic Learning, Menjadi Cerdas dengan Jalam Kenabian Penulis : Dwi Budiyanto Penerbit :Pro-U Media Cetak...
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Prophetic Learning, Menjadi Cerdas dengan Jalam Kenabian
Penulis : Dwi Budiyanto
Penerbit :Pro-U Media
Cetakan : III (tiga), April 2012
Jumlah hlm : 268 hlm
Jumlah bab : 9 bab
Ukuran buku : 14 x 20 cm
PENULIS
Dwi Budiyanto adalah motivator pembelajaran dari Profetika Learning Centre, sekaligus pendidik di almamaternya, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulsi yang juga penyair ini terlibat aktif dalam program-program pengembangan diri dan spiritual pemuda. Karya-karya yang pernah diterbitkan: Segenggam Rindu untuk Istriku (2006); Mencari Tanda Sepi (2003); Ode Mencari Pintu (2000); Intro Resah (1999).
ULASAN BUKU
“Kehebatan generasi sahabat bukan semata-mata karena di sana ada Rasulullah, sebab jika ini jawabannya berarti Islam tidak rahmatan lil’alamin. Kehebatan mereka terletak pada semangat mereka untuk belajar lalu secara maksimal berupaya mengamalkannya.” Jelas Sayyid Quthb. Buku yang ini menjelaskan bagaimana menjadi muslim pembelajar yang selalu semangat dalam mencari ilmu pengetahuan. Bila dibandingkan dengan zaman para sahabat, semangat generasi pemuda Islam saat ini tentu masih jauh tertinggal semangatnya. Banyak pemuda-pemudi Islam dalam mencari ilmu mengalami kepayahan semangat. Keingin tahuan mereka cenderung berbatas pada rasa ingin tahu yang tidak realisasikan. Di dalam buku ini juga banyak disuguhkan tentang kisah-kisah parasa sahabat dan ulama-ulama besar yang begitu tangguh dan semangat dalam mencari ilmu, yang mampu menjadi motivasi agar kita juga lebih giat dan mencintai ilmu. Bukannya hanya kisah-kisah islami yang menggugah jiwa, buku ini juga memberikan tips serta langkah-langkah kita untuk menjadi muslim
pembelajar yang baik. Serta menjadi guru yang ispiratif. Serta di dalam buku ini di lengkapi dengan program tafakur yang akan memudahkan kita dalam hidup yang lebih baik dan teratur. Selain program tafakur juga terdapat program ikhtisar yang membantu kita mengaktualisasikan apa yang telah kita baca serta mampu menjadi melatih sejauh mana kepemaham kita terhadap isi dari yang kita baca di dalam buku ini.
IKHTISAR
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.s. Ali ‘Imran [3]: 110). Ada tiga hal yang tersirat dalam ayat itu yaitu (1) konsep tentang keunggulan umat, (2) konsep tentang kesatuan, dan (3) konsep tentang keterlibatan sosial. Pertama, konsep tentang keunggulan umat (the best people) karena sesungguhnya keunggulan hanya dapat diperoleh melalui proses pembelajarn atau edukasi (tarbiyah). Kedua, konsep tentang kesatuan. Untuk menjadi motor penggerak perubahan yang efektif maka Muslim Pembelajar haruslah dihimpun dalam kesatuan visi. Mereka membutuhkan konsolidasi. Ketiga, konsep tentang keterlibatan sosial. Para insan pembelajar bukanlah sekelompok orang-orang cerdas yang tidak bersinggungan dengan masyarakat. Sebaliknya mereka adalah orang-orang yang paling akrab dengan masyarakat. Mereka bekerja di tengah-tengah masyarakat (ukhrijat linnas), berpartisipasi dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Orang-orang pemberani berani belajar dan mengajar.
Dan, inilah maqom para Nabi ‘alaihissalam.
Ibnu al-Qasyyim al-Jauziyah
KELEBIHAN
Buku ini selain menyuguhkan kisah-kisah luar biasa yang inspiratif, juga mampu mengajak pembaca untuk lebih berinteraksi lewat program tafakur dan ikhtisar. Serta dilengkapi dengan diagram yang diulas dengan lugas dan mudah untuk dipahami. Selain mudah dipahami, buku ini juga mengemas permasalahan yang sering dialami para Muslim Pembelajar, sehingga konteksnya sesuai dan juga menarik.
Judul Buku : Prophetic Learning, Menjadi Cerdas dengan Jalam Kenabian
Penulis : Dwi Budiyanto
Penerbit :Pro-U Media
Cetakan : III (tiga), April 2012
Jumlah hlm : 268 hlm
Jumlah bab : 9 bab
Ukuran buku : 14 x 20 cm
PENULIS
Dwi Budiyanto adalah motivator pembelajaran dari Profetika Learning Centre, sekaligus pendidik di almamaternya, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulsi yang juga penyair ini terlibat aktif dalam program-program pengembangan diri dan spiritual pemuda. Karya-karya yang pernah diterbitkan: Segenggam Rindu untuk Istriku (2006); Mencari Tanda Sepi (2003); Ode Mencari Pintu (2000); Intro Resah (1999).
ULASAN BUKU
“Kehebatan generasi sahabat bukan semata-mata karena di sana ada Rasulullah, sebab jika ini jawabannya berarti Islam tidak rahmatan lil’alamin. Kehebatan mereka terletak pada semangat mereka untuk belajar lalu secara maksimal berupaya mengamalkannya.” Jelas Sayyid Quthb. Buku yang ini menjelaskan bagaimana menjadi muslim pembelajar yang selalu semangat dalam mencari ilmu pengetahuan. Bila dibandingkan dengan zaman para sahabat, semangat generasi pemuda Islam saat ini tentu masih jauh tertinggal semangatnya. Banyak pemuda-pemudi Islam dalam mencari ilmu mengalami kepayahan semangat. Keingin tahuan mereka cenderung berbatas pada rasa ingin tahu yang tidak realisasikan. Di dalam buku ini juga banyak disuguhkan tentang kisah-kisah parasa sahabat dan ulama-ulama besar yang begitu tangguh dan semangat dalam mencari ilmu, yang mampu menjadi motivasi agar kita juga lebih giat dan mencintai ilmu. Bukannya hanya kisah-kisah islami yang menggugah jiwa, buku ini juga memberikan tips serta langkah-langkah kita untuk menjadi muslim
pembelajar yang baik. Serta menjadi guru yang ispiratif. Serta di dalam buku ini di lengkapi dengan program tafakur yang akan memudahkan kita dalam hidup yang lebih baik dan teratur. Selain program tafakur juga terdapat program ikhtisar yang membantu kita mengaktualisasikan apa yang telah kita baca serta mampu menjadi melatih sejauh mana kepemaham kita terhadap isi dari yang kita baca di dalam buku ini.
IKHTISAR
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.s. Ali ‘Imran [3]: 110). Ada tiga hal yang tersirat dalam ayat itu yaitu (1) konsep tentang keunggulan umat, (2) konsep tentang kesatuan, dan (3) konsep tentang keterlibatan sosial. Pertama, konsep tentang keunggulan umat (the best people) karena sesungguhnya keunggulan hanya dapat diperoleh melalui proses pembelajarn atau edukasi (tarbiyah). Kedua, konsep tentang kesatuan. Untuk menjadi motor penggerak perubahan yang efektif maka Muslim Pembelajar haruslah dihimpun dalam kesatuan visi. Mereka membutuhkan konsolidasi. Ketiga, konsep tentang keterlibatan sosial. Para insan pembelajar bukanlah sekelompok orang-orang cerdas yang tidak bersinggungan dengan masyarakat. Sebaliknya mereka adalah orang-orang yang paling akrab dengan masyarakat. Mereka bekerja di tengah-tengah masyarakat (ukhrijat linnas), berpartisipasi dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Orang-orang pemberani berani belajar dan mengajar.
Dan, inilah maqom para Nabi ‘alaihissalam.
Ibnu al-Qasyyim al-Jauziyah
KELEBIHAN
Buku ini selain menyuguhkan kisah-kisah luar biasa yang inspiratif, juga mampu mengajak pembaca untuk lebih berinteraksi lewat program tafakur dan ikhtisar. Serta dilengkapi dengan diagram yang diulas dengan lugas dan mudah untuk dipahami. Selain mudah dipahami, buku ini juga mengemas permasalahan yang sering dialami para Muslim Pembelajar, sehingga konteksnya sesuai dan juga menarik.
